lepaslah rahasia
sebagai rahasia percakapan sunyi
lelehan debu
tegalan kalbu
rayau waluku
(jam-jam pasir
di waktu air
dipukul airwaktu
pasir
nyawa kembara
di pohon raya
menala rindu
berkalam batu…)
peganglah
rahasia sebagai rahasia percintaan sunyi
sedekah sesaji
bumi
dewi sri sepasang musim
bimasakti seruling jisim
semantra setungku mentari
(tuak-tuak waktu
di jam sajak
di pukul sajak
waktu tuak :
ombak mencapai pantai
gamelan sudah
mulai
tanah lot bergelora
pura besakih purnama…)
dari kabut fajar
sanur hingga megah senja kuta
bermalam siang
tabuh gunung meru merasuki jiwa
di lambung
lumbung lambang kedewatan balidwipa
berbanjar peri
candi melontar genta yang purba
di luar teratai
di dalam semadi
di luar kepala
di dalam semesta:
langit ilmu
manusiawi
masuk ke luar kamus sukmaku
bumi teknologi rohani
raung hutan
hantu di lubuk tuhanku
samudera galaksi pribadi
membajak-bajak rawapaya payahku
rahasia seni puisi
bermukamuka fanabakaku
(…beruas-ruas
bambu tuak
tuang tuang tualang gelegak
bergaung parang perang tenggak ke
puncak
menatah patahkata sajak
di luar kepala
di dalam semesta
di luar teratai
di dalam
semadi….)
(Umbu Landu Paranggi, Kedewatan,
Agustus-Desember 1982)
Sumber : Tonggak 3, Antologi Puisi Indonesia
Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia, Jakarta, 1987 (halaman 240). Puisi ini
diambil dari Karya Bakti, No. 1. Th V, 25 Februari- 4 Maret 1985.
No comments:
Post a Comment