(1)
dengan mencintai
puisi-puisi ini
sukma dari sukmaku
terbukalah medan laga
sekaligus kubu
hidup takkan pernah aman
kapan dan di mana pun
selamanya terancam bahaya
dan kebenaran sunyi itu
penawar duka bersahaja
selalu risau mengembara
mustahil seperti misteri
bayang-bayang rahasia
bayang-bayang bersilangan
bayang lintas bayang
pelintasanku
(2)
dengan mempercayai
kata kata kata
yang kutulis ini
jiwa dari jiwaku
jadilah raja diraja
sekaligus budak belian
sebuah kerajaan
purbani
lebih dari nafasku
bernama senantiasa
nasibmu
umbu landu paranggi
(Umbu Landu Paranggi)
Sumber : Tonggak 3, Antologi Puisi Indonesia
Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia, Jakarta, 1987 (halaman 240). Puisi ini
diambil dari Pusara, No. 1, Th. 43, Januari 1970.
No comments:
Post a Comment