bukalah jendela, di luar angin
menyiapkan pelaminan kemarau
sebelum burung-burung dan daunan
luput dari nyalang pandang dukaku
catatan-catatan mengubur segala
kecewa
upacara kecil hari-hari
kelampauanku
bukalah kerudung jiwa di sini
gemakan kenangan pengembaraan sunyi
jauh atau dekat, dari ruang ini
sebelum sayap-sayap derita dan
kerja
pergi berlaga mendarahi bumi
dan dengan gemas menyerbu kaki
langit itu
di mana mengkristal rindu dendamku
abadi
(Umbu Landu Paranggi, 1967)
Sumber : Tonggak 3, Antologi Puisi
Indonesia Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia, Jakarta, 1987 (halaman 239).
Puisi ini diambil dari Pelopor Yogya, 12 April 1970.
No comments:
Post a Comment