anak
angin ruh
           sembunyikan sajak airmatamu
hanya
cakrawala sepagar halaman
           kali ini menyibak rahasia semesta
begitulah
senantiasa perempuan
           ibunda setiap yang bertanda
laki-laki
sigaran
nyawa
           pecandu laknat air dewi katakatamu
bibit
cahaya rumpun perdu
inilah
perjalanan penemuan siangmalammu
           saban kali kau mengidung menembang
dan
melabuh bara para kekasih dewata
           terowongan penjor nun
di
dusun dusun jagatraya Bali
           resah menanti lalu menyulingmu
kembali
memasuki
gerbang kotamu tergesa metropolitan
ada
juga titipan jalan pasir
           gubug ladang garam masa kecilmu
kaligrafi
sungai payau, gaib aksara
terbungkus
pujapujimu, mutlak laguan kawi
           kembali kau menyuruk ingatan
limbung
mengguruk tanah kuru dengan darah cinta
           kesuir atau sipongang segara
gunungkah itu
gagu
merafal, mengeja eja mantra purba…
(Umbu Landu Paranggi)
Sumber
: Bali Post Minggu, 23 Februari 1997
No comments:
Post a Comment