dalam tanganmu sunyi
jam dinding masih bermimpi
di luar siang menguap jadi malam
tiba-tiba musim mengkristal rindu dendam
di luar siang menguap jadi malam
tiba-tiba musim mengkristal rindu dendam
dalam detak-detik, dalam genggaman usia
mengombak suaramu jauh bergema
menggigilkan jemari, hati pada kenangan
bayang-bayang mengusut jejakmu, mendera kekinian
mengombak suaramu jauh bergema
menggigilkan jemari, hati pada kenangan
bayang-bayang mengusut jejakmu, mendera kekinian
seberkas
cahaya dari menara waktu
menembus tapisan untung malang nasibmu
di luar tiba-tiba angin, lalu gerimis berderai
dalam gaung kumandang bait demi bait puisi
menembus tapisan untung malang nasibmu
di luar tiba-tiba angin, lalu gerimis berderai
dalam gaung kumandang bait demi bait puisi
(Umbu Landu Paranggi, Yogyakarta,
1965)
Sumber :
Tonggak 3, Antologi Puisi Indonesia Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia,
Jakarta, 1987 (halaman 239). Puisi ini diambil dari Pelopor Yogya, 26 April
1970.
No comments:
Post a Comment