Blog ini khusus didedikasikan untuk Mahaguru Penyair Umbu Landu Paranggi. Blog ini berisikan puisi-puisi karya beliau, tulisan-tulisan dan foto-foto perihal beliau. Selamat menikmati.
Labels
- Foto-foto Umbu (16)
- Puisi Umbu Periode Bali (8)
- Puisi Umbu Periode Yogyakarta (30)
- Tulisan Perihal Umbu (19)
- Video Umbu (9)
Saturday, June 4, 2016
Umbu Landu Paranggi Membaca Cak Nun (1)
Umbu Landu Paranggi Membaca "Jalan Sunyi" Cak Nun
Jalan Sunyi
Oleh Emha Ainun Nadjib
Akhirnya kutempuh jalan yang sunyi
Mendengarkan lagu bisu sendiri di lubuk hati
Puisi yang kusembunyikan dari kata-kata
Cinta yang tak kan kutemukan bentuknya
Apabila kau dengar tangis di saat lengang
Kalau bulan senyap dan langit meremang
Sesekali temuilah detak-detik pelaminan ruh sepi hidupku
Agar terjadi saat saling mengusap peluh dendam rindu
Kuanyam dari dan malam dalam nyanyian
Kerajut waktu dengan darah berlarut-larut
Tak habis menimpukku batu demi batu kepalsuan
Demi mengongkosi penantian ke Larut
Umbu Landu Paranggi Baca Sajak Subagio Sastrowardoyo
Umbu Landu Paranggi membaca sajak Subagio Sastrowardoyo yang berjudul "Sajak" di Jatijagat Kampung Puisi, Renon, Denpasar, pada 26 Mei 2016.
SAJAK
Oleh :Subagio Sastrowardoyo
Apakah arti sajak ini
Kalau anak semalam batuk-batuk,
bau vicks dan kayuputih
melekat di kelambu.
Kalau istri terus mengeluh
tentang kurang tidur, tentang
gajiku yang tekor buat
bayar dokter, bujang dan makan sehari.
Kalau terbayang pantalon
sudah sebulan sobek tak terjahit.
Apakah arti sajak ini
Kalau saban malam aku lama terbangun:
hidup ini makin mengikat dan mengurung.
Apakah arti sajak ini:
Piaraan anggerek tricolor di rumah atau
pelarian kecut ke hari akhir?
Ah, sajak ini,
mengingatkan aku kepada langit dan mega.
Sajak ini mengingatkan kepada kisah dan keabadian.
Sajak ini melupakan aku kepada pisau dan tali.
Sajak ini melupakan kepada bunuh diri.
SAJAK
Oleh :Subagio Sastrowardoyo
Apakah arti sajak ini
Kalau anak semalam batuk-batuk,
bau vicks dan kayuputih
melekat di kelambu.
Kalau istri terus mengeluh
tentang kurang tidur, tentang
gajiku yang tekor buat
bayar dokter, bujang dan makan sehari.
Kalau terbayang pantalon
sudah sebulan sobek tak terjahit.
Apakah arti sajak ini
Kalau saban malam aku lama terbangun:
hidup ini makin mengikat dan mengurung.
Apakah arti sajak ini:
Piaraan anggerek tricolor di rumah atau
pelarian kecut ke hari akhir?
Ah, sajak ini,
mengingatkan aku kepada langit dan mega.
Sajak ini mengingatkan kepada kisah dan keabadian.
Sajak ini melupakan aku kepada pisau dan tali.
Sajak ini melupakan kepada bunuh diri.
Subscribe to:
Posts (Atom)